Jakarta – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta untuk dikritik kepada masyarakat yang ikut dalam perlombaan Piala Kapolri yakni Orasi Unjuk Rasa. Kegiatan ini berlangsung di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (10/12).
Dalam sambutannya, para peserta lomba dapat menyampaikan aspirasinya atau memberikan kritik kepada Korps Bhayangkara bahkan terhadap pemerintah.
“Tentunya dalam kesempatan ini, kami memberikan sub tema yang bebas. Jadi seluruh rekan-rekan boleh memberikan kritikan, saran, masukan, baik kepada Pemerintah, Kementerian, lembaga yang mungkin rekan-rekan rasa perlu dikritik, termasuk khususnya polisi,” kata Listyo di Jakarta, Jumat (10/12).
Sigit menjelaskan, dengan adanya lomba orasi tersebut akan menjadi bahan evaluasi terhadap Polri. Karena, dengan adanya kritik tersebut bisa dijadikan bahan evaluasi terhadapnya.
“Jadi kami memang ingin bahwa kegiatan ini tentunya akan menjadi evaluasi bagi kita semua, evaluasi bagi kami untuk bisa mendengar apa yang dirasakan oleh masyarakat dan tentunya itu menjadi bagian evaluasi yang akan terus kita perbaiki,” jelasnya.
Jenderal bintang empat ini mengungkapkan, beberapa waktu lalu pihaknya telah diberi peringatan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait turunnya indeks kebebasan berpendapat.
“Hati-hati, karena persepsi dilihat oleh masyarakat. Laksanakan pendekatan persuasif, dialogis, hormati kebebasan berpendapat dan serap aspirasinya. Tentunya arahan dari bapak presiden kita tindaklanjuti dengan melakukan langkah-langkah yang tentunya akan memberikan edukasi pembelajaran bagi kita semua,” ungkapnya.
“Sehingga sumbatan-sumbatan komunikasi yang ada itu kemudian bisa terbuka antara petugas di lapangan dan seluruh masyarakat yang akan melaksanakan kegiatan berekspresinya dapat terjalin komunikasi,” sambungnya.
Final Orasi di Tugu Proklamasi
Selain itu, terkait dengan pemilihan tempat Final Orasi Unjuk Rasa di Tugu Proklamasi ini dijelaskannya karena tempat tersebut menjadi lokasi yang sering digunakan untuk berkumpul dan bahkan adanya monumen patung Soekarno dan Hatta yang dinilai sebagai orator ulung.
Kegiatan ini juga bertepatan dengan Hari HAM sedunia yang jatuh pada 10 Desember.
“Dimana beliau (Soekarno dan Hatta) dikenal sebagai orator ulung yang selalu mampu mengembangkan Semangat perjuangan pada saat beliau melakukan orasi, dan tentunya hal ini juga yang kami harapkan dapat mengilhami rekan-rekan semua untuk bisa mengobarkan dan membangkitkan semangat perjuangan HAM di Indonesia di kegiatan peringatan Hari HAM sedunia ini,” jelas dia.
Dalam kegiatan ini diikuti oleh 2.041 peserta yang berada di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, mengerucut menjadi 243 tim dan hingga kini hanya 6 tim yang masuk dalam Final.
Mereka yang masuk dalam Final orasi dengan hadiah sebesar Rp50 juta untuk juara pertama, Rp30 juta untuk juara kedua dan Rp20 juta bagi juara ketiga. Yakni berasal dari Jawa Timur, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Mauluku Utara.
Sumber : Merdeka.com