Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan tekadnya untuk menjaga tingkat kepercayaan publik terhadap Polri. Dia tidak ingin berbagai tagar yang di sosial media yang menyudutkan Polri terus bermunculan. Hal itu disampaikan Sigit saat menghadiri acara pembinaan tradisi prapengakhiran dinas Perwira Tinggi (Pati) Polri tahun 2021 di Auditorium PTIK, Jakarta Selatan, Selasa (21/12). Dihadapan para wisudawan, Sigit menegaskan tekadnya untuk melanjutkan tongkat estafet para senior dan mewujudkan Polri sebagai institusi yang semakin diharapkan dan dicintai oleh masyarakat.
Polri, kata Sigit, harus mampu beradaptasi menghadapi perkembangan informasi di era 4.0 dan society 5.0. Saat ini, masyarakat bisa lebih mudah memberikan perhatian lebih kepada institusi dalam memberikan pelayanan khususnya di media sosial. Apabila dalam pelaksanaan tugas tidak berjalan dengan baik dan masih ditemukan pelanggaran, bisa sangat memengaruhi tingkat kepercayaan publik terhadap Polri. Itulah kenapa, muncul beberapa tagar yang berkaitan dengan pandangan masyarakat terhadap Polri.
”Semua itu dijadikan masukan dan evaluasi agar Korps Bhayangkara semakin baik serta dicintai oleh masyarakat,” ujar Kapolri Sigit. Saat ini, Polri sudah memiliki modal yang baik untuk mendapat kepercayaan masyarakat. Sebab, hasil survei dari Charta Politika dan Populi Center menunjukkan tingkat kepercayaan yang terus meningkat kepada Polri.
“Beberapa waktu lalu tingkat kepercayaan publik sempat menurun. Namun, Alhamdulilah dari survei nasional kepercayaan terhadapan Polri berada di angka 80,20 persen. Survei lain menempatkan polisi sebagai lembaga paling dipercaya nomor 3 dan peringkat pertama lembaga penegak hukum,” imbuh Sigit.
Upaya lain yang dilakukan Sigit untuk menumbuhkan tingkat kepercayaan adalah dengan menggelar lomba mural dan orasi unjuk rasa. Tujuannya, agar aspirasi dan kebebasan berekspresi warga dapat tersalurkan. Menurutnya, itu juga sekaligus representasi bahwa Pemerintah dan Polri tidak anti-kritik. Sigit mengaku bersyukur, kegiatan itu mendapat sambutan positif dari seluruh kalangan.
Sigit berharap tren positif terhadap institusi itu bisa dijaga. Itu terlihat dari penegasan Sigit soal fokus menerapkan kompetensi leadership dan etika bagi seluruh personel kepolisian. Dengan begitu, ia berharap, setiap anggota Polri memiliki jiwa kepemimpinan yang melayani semua kalangan.
“Ini kita terus kembangkan dalam rangka memperbaiki Polri. Punishment akan kita berikan untuk yang tak mampu, dan reward menjadi kewajiban terhadap anggota Polri yang berprestasi,” kata Sigit.
Dia lantas meminta dukungan untuk melanjutkan apa yang sudah dipersiapkan kepada para seniornya. Sigit bilang, ada pepatah yang mengatakan kalau senior mungkin bisa pensiun dari posisi Polri, tapi dia yakin senior tak berhenti untuk berkontribusi dan memberikan sumbangan pengabdian untuk masyarakat, bangsa dan negara di luar Polri. ”Banyak bidang pengabdian. Dan kami yakin Polri tak sendiri bekerja, karena senior senantiasa mengawal di luar,” kata Sigit.
Tak hanya itu, Sigit menyebut Polri saat ini juga ikut berupaya mewujudkan target pemerintah untuk menciptakan Indonesia yang tangguh dan tumbuh. Serta melakukan persiapan untuk menuju Indonesia Emas pada tahun 2045 mendatang. Sigit menyadari, tantangan menjalankan tugas sebagai anggota Kepolisian terus menerus mengalami perubahan dan semakin kompleks. Sebab itu, Sigit menyatakan, Polri harus mampu melakukan adaptasi dengan segala perkembangan zaman dan lingkungan strategis yang ada.
“Sehingga kita bisa terus menyesuaikan dan eksis sebagai suatu lembaga atau institusi modern untuk bisa menyesuaikan apa yang menjadi harapan masyarakat. Sebagaimana pendapat ahli bahwa yang mampu bertahan hidup bukan yang terkuat dan cerdas, namun dialah yang paling bisa beradaptasi dengan perubahan. Hal ini harus kita pertahankan untuk menjaga dan membawa Tribrata untuk kita kibarkan lebih tinggi,” ucap Sigit.
Sumber: JawaPos.com