Indonesia – Seiring datangnya bulan Muharram, umat Islam di seluruh dunia digiring ke dalam suasana yang khas dan spiritual yang unik pada awal tahun Hijriyah. Muharram, yang tersohor karena keutamaannya, menyuguhkan momen bagi umat Muslim untuk merenungi dan memperbaharui niat serta komitmen rohani mereka di minggu dan bulan yang akan datang. 1 Muharram, tak hanya berarti lembaran kalender yang berganti, namun juga sebuah panggilan untuk memperkaya praktek ibadah melalui tradisi membaca doa awal tahun.
“Puasa Asyura” yang dijalankan pada tanggal 10 Muharram adalah salah satu dari beragam amalan Muharram yang dicatat memiliki makna mendalam dalam Islam. Diambil dari sumber yang sahih, keutamaan puasa ini dijelaskan dapat “menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu,” memberikan dimensi pembersihan dan permulaan kembali yang unik ditinjau dari kepercayaan keagamaan.
Memasuki bulan Muharram juga berarti memasuki salah satu dari bedirian empat bulan haram. Pilihan ayat dari Al-Quran selalu mengingatkan kita, “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram” (QS. At-Taubah: 36). Umat Islam diajak untuk menghormati ketentuan waktu yang telah ditetapkanNya, dengan salah satu caranya adalah melalui pengucapan “Doa 1 Muharram” yang telah menjadi bagian introspektif dari tradisi tahun baru Islam.
Doa yang dibaca, yang mencerminkan ketundukan dan permohonan kepada sang Khalik, adalah:
“Allahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwal. Wa alaa fadhlikal-azhimi wujuudikal-mu awwal. Wa haadzaa aamun jadiidun qad aqbal. Nas alukal ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa-ihii wa junuudihii. Wal auna alaa haadzhihin-nafsil-ammarati bis-suu-i. Wal-isytighaala bimaa yuqorribuni ilaika zulfa. Yaa dzal-jalaali wal-ikraam. Wa shallallaahu alaa sayyidina Muhammadin wa alaa aalihi wa shahbihii wa sallam.”
Dalam doa bagi tahun baru Islam ini, umat Muslim memohon kepada Allah untuk lindungan dari godaan setan serta kekuatan melawan keburukan yang kerap kali menggoda hati dan pikiran. Dan pengamalan doa pada 1 Muharram bukan hanya ritual, namun juga penegasan atas nilai, keberkahan Muharram sebagai waktu untuk rekonsiliasi diri.
Tentunya, tiap-tiap orang memiliki cara sendiri dalam menyambut penghujung dan awal tahun, namun dalam spiritualitas Islam, pengamalan doa, puasa sunnah Muharram, serta peringatan hari Asyura merupakan elemen-elemen yang mewarnai peralihan waktu yang pada hakekatnya merupakan anugerah dan kesempatan untuk memperbaiki serta menempa diri menjadi insan yang lebih dekat dengan tujuan hidup sejati.
Semoga artikel mengenai “Doa Awal Tahun Baru Islam 1 Muharram: Memaknai, Meraih Keutamaan, dan Menghidupkan Tradisi” ini bisa menjadi sumber bimbingan dan inspirasi bagi keseluruhan umat Islam dalam memperkaya kehidupan spiritual mereka, serta memanfaatkan momen berharga di tahun Hijriah untuk langkah positif ke depan. Jazakumullah khayran katsiran atas waktu dan perhatian yang telah diberikan untuk membaca dan meresapi makna yang terkandung di dalamnya.
DP