Jambi – Polda Jambi menambah CCTV untuk memantau kebakaran hutan dan lahan (karhutla). CCTV ini disebut dengan istilah Aplikasi Sistem Analisa Pengendalian Karhutla Digital (Asap Digital).”Saat ini Polda Jambi bersama PT Telkom sedang melakukan pemasangan di lima lokasi baru untuk kamera CCTV ‘Asap Digital’. Asap digital ini merupakan aplikasi yang memuat berbagai macam informasi terkini, seperti CCTV, kondisi udara, hotspot dan data prakiraan cuaca yang dapat dimanfaatkan untuk pencegahan karhutla di Jambi,” kata Kapolda Jambi, Irjen Firman Shantyabudi, Rabu (19/8/2020).
Firman mengatakan CCTV baru ini akan dipasang di hutan lindung gambut yang berada di Tanjung Jabung Timur dan Muarojambi. Selain itu, dia mengatakan ada tujuh lokasi yang sudah terpasang CCTV, yakni di Betung Kumpeh, Suak Kandis, Sungai Aur di Kabupaten Muarojambi, kemudian Sungai Jeruk, Rantau Indah di Tanjung Jabung Timur, dan di Taman Hutan Rakyat (Tahura) dan di kantor Telkom Jambi.”Nantinya pengecekan hotspot melalui aplikasi Asap Digital ini akan berada di ruang command center di Gedung Utama Mapolda Jambi. Di sini kita bisa melihat lahan mana saja yang terbakar,” ujar Firman.
Dia mengatakan CCTV ini bakal digunakan untuk mengantisipasi karhutla meluas seperti pada 2019. Dia menyebut CCTV ini bakal mempermudah pengawasan karhutla.
“Jadi setiap ada asap yang terpantau di kamera CCTV ini petugas di command center dan satgas Karhutla yang terdekat dapat monitor dan langsung melakukan pemadaman sebelum kebakaran itu meluas. Ini suatu antisipasi pencegahan dini agar peristiwa karhutla di tahun lalu tidak terulang kembali di Jambi,” ujar Firman.
Operasi antisipasi karhutla dimulai sejak 1 Juli lalu dan saat ini Jambi sedang dalam status siaga darurat karhutla. Antisipasi karhutla ini dilakukan bersama oleh tim Satgas Karhutla dari TNI/Polri, BPBD, Damkar, Manggala Agni, Dinas Kehutanan, serta masyarakat peduli api yang sudah terbentuk.
Sejauh ini, BPBD mengatakan ada 206 hektare lahan yang terbakar di Jambi selama Januari hingga Agustus 2020. Lahan yang terbakar itu milik masyarakat.
Lahan yang terbakar itu berada di Batanghari 2 hektare, Bungo 15,5 hektare, Merangin 18,85 hektare, Muaro Jambi 10 hektare, Sarolangun 41,55 hektare, Tanjung Jabung Barat 6,2 hektare, Tanjung Jabung Timur 99,03 hektare, Tebo 3 hektare, dan Kerinci 10 hektare.